mono.
EXPLAINED
First of
all, I want to appreciate this masterpiece. mono. adalah “playlist” yang penuh
makna, jiwa dan refleksi diri dengan perasaan sedih, menenangkan, dan halus
pada masing-masing lagu.
Pasti
sering terpikir kalau mixtape yang dibuat oleh rapper line tidak akan jauh dari
gambaran yag menunjukkan sisi gelap si rapper itu sendiri dan pasti banyak
bagian rap diss bahkan umpatan-umpatan yang ditunjukkan untuk para haters.
Apalagi kali ini ia adalah seorang rapper sekaligus leader. Tapi nyatanya tidak
selalu begitu, mixtape ini banyak membahas aspek dualitas yang berbeda,
menelusuri hingga seluk-beluk dari perjuangan masa pertumbuhan (remaja → dewasa) , juga membahas tentang pelajaran dari kehidupan. Liriknya lebih
mengungkapkan perasaan kesedihan, kerentanan, dan kesepian yang mungkin ada
sebelum cinta atau penerimaan diri.
RM
mengungkapkan bahwa, playlist ini sesuatu yang mendefinisikan (kondisi) dirinya
diantara tahun 2016 hingga awal tahun 2018.
RM
tumbuh menjadi individu yang kompleks (inti dari identitasnya sebagai RM,
pemimpin BTS, dan identitasnya sebagai Kim Nam-Joon, dirinya yang tidak
tercemar*). mono. menggali perasaan dikotomisnya**, pola pikir, dan pandangan
dunia dalam bentuk tujuh lagu.
*)
tercemar yang dimaksud disini adalah diri asli dari seorang Kim Nam-Joon yang
tidak bercampur dengan industry entertainment.
**)
dikotomis adalah pembagian atas dua sifat yang saling bertentangan. Dikotomis
disini menggambarkan identitasnya sebagai RM, pemimpin BTS, dan identitasnya
sebagai Kim Nam-Joon, dirinya yang tidak tercemar.
mono,
bisa berarti hitam dan putih, yang paling jelas dan paling banyak diketahui
artinya adalah “hitam dan putih”. Kata mono itu sendiri memiliki arti yang
indah, karena bisa berarti ‘sendiri’ atau ‘satu’. Ada kata seperti ‘monolog’,
‘monopoli’, ‘monodrama’. Saat ada kata ‘mono’ ditambah dengan kata lain artinya
menjadi ‘satu’ atau ‘sendiri’.
Ada
alasan yang membuat “mono.” dan perilisannya sangat berarti bagi RM. Diawali
dengan ia yang senang memakai pakaian gelap dan senang menghiasi isi studionya
dengan barang-barang yang berwarna ‘mono’ (hitam-putih-abu-abu). Sekitar tahun
2017~2018, namjoon mulai menyukai warna lain. Saat itulah ia berpikir kalau dia
berubah dan berpikir untuk introspeksi diri. Saat Namjoon mengintrospeksi
dirinya, ia tuangkan semua pemikirannya, rasa ketidakpastiannya dan
kekhawatiran yang ia miliki selama ini melalui mixtape ‘mono.’, setelah “mono.”
rilis, dilihat dari reaksi ARMY dan juga orang-orang yang mendengarkannya, RM
merasa bahwa selama ini semua pemikiran, ketidakpastian dan kekhawatirannya
tidaklah sia-sia dan ia merasa seperti berinteraksi dengan dunia (karena banyak
yang merasakan apa yang RM tuangkan kedalam lagunya.)
1. Tokyo
Dalam
lagu ini, RM menjadi lebih aktif dalam mengintrospeksi dirinya, RM mencari
lebih dalam pada dualitas yang berbeda dalam dirinya. Dalam lagu “tokyo,” RM menggambarkan disonansi* dalam dirinya,
perasaan hampa, dan kerinduan akan suasana ke-akrab-an.
*)
disonansi adalah kombinasi bunyi yang dianggap kurang enak di dengar. Dalam
konteks ini, disonansi pada diri RM ialah ‘sifat’nya yang menurutnya ‘kurang
enak’, ‘kurang pantas’ dan kekurangan-kekurangan yang lainnya.
Some
fact; setiap kali ia mendengarkan lagu ini, ia masih merasa kesepian.
2. seoul
(prod. HONNE)
Saat
HONNE mengirimkan beat dari lagu ini, guide awalnya berjudul “feel your heart
beat” Namjoon mendengarkan lagu itu berulang kali sampai akhirnya dia terfikir
untuk membuat lagu tentang Seoul, karena menurutnya lagu ini sangat cocok jika menceritakan
tentang Seoul. Dalam lagu ini, ia menyebutkan perasaan kontras (cinta dan
benci) yang ia milikki untuk rumahnya (Seoul). RM memulai lagu ini dengan lirik
“jika kata ‘cinta’ dan ‘benci’ artinya sama, aku sangat mencintaimu. Aku sangat
membencimu.” Lagu ini juga menggambarkan dengan baik apa yang RM rasakan
tentang Seoul, dan lagu ini juga seperti ‘persembahan’ yang ia buat untuk
seoul. Kata RM.
3.
moonchild
Banyak
dari kalian yang berfikir bahwa moonchild terhubung dengan lagu “4 o’clock”
tapi sebenarnya, RM sudah menulis lagu moonchild sebelum lagu “4 o’clock.” RM
menyimpulkan, lagu ini seperti “Seseorang yang lebih menyukai malam hari.” Karena, jika pada saat siang hari terasa
sesak, entah itu karena pekerjaan atau aktivitas yang lain. Kemudian datang
saat malam hari, saat dimana kita bisa menjauh dari pandangan orang lain dan
membebaskan diri dari belenggu. (seseorang yang ingin merasakan kebebasan),
lagu ini namjoon dedikasikan kepada
semua moonchild di luar sana.
Dan
jujur, setiap kali denger lagu-lagu di mixtape mono aku selalu nangis. Apalagi
setiap denger lagu moonchild, intro nya aja udah bikin aku sedih dan pengen
nangis aja rasanya. Sorry this is TMI.
4.
badbye (with eAeon)
Aeon dan
Nell adalah “pahlawan” masa kecilnya RM, mereka berpengaruh positif terhadap
RM. RM bilang, “berkat mereka, aku mulai percaya bahwa musik yang sedih dapat
menyembuhkan kesedihan seseorang,” “aku mempercayai itu karena mereka
pahlawanku.” Lagu badbye ini menjadi salah satu lagu yang paling RM sayangi.
5. 어긋uhgood
Lagu ini
awalnya untuk ‘reflection’ (lagu solo RM pada album wings). Namjoon dan Bang PD
sangat menyukai lagu ini, jadi namjoon memutuskan untuk menyimpan lagu ini.
Karena itu, track ini agak menyedihkan bagi RM dan punya banyak kenangan
untuknya. RM sangat menyukai judul ini. “uhgood” (playword) hangeulnya “어긋난다는
eogeusnandaneun” artinya
“menentang sesuatu” atau “melawan sesuatu.” Ia rasa judulnya sangat cocok
dengan lagunya.
6. 지나가
everything goes (with Nell)
Lagu ini
ditulis dalam waktu 3 hari saat RM harus kembali ke Korea sendiri saat syuting
bon voyage 1. “lagu ini bukan dibuat secara tiba-tiba, sebelum memulai bon
voyage pun aku sudah memikirkan lagu ini.” Kata RM.
Kita
sering bilang ‘jinaga’, “itu akan berlalu”, “ini pun akan berlalu”. “this too
shall pass’ (ini pun akan berlalu). Kalimat-kalimat tersebut adalah kalimat
yang terkenal (sering digunakan).
“yang
paling berpengaruh untukku adalah ketika aku bercerita pada mentorku yang biasa
memberi nasihat, ia mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengurangi rasa
sakit/stress adalah dengan berfikir bahwa ‘itu akan berlalu.’ Dengan berfikir
bahwa ‘kesulitan ini suatu saat akan selesai, ini pasti akan berlalu dan
(rasanya seperti) menghitung dari 100, 99, 98, 97 semakin berkurang seperti
itu.’ Itulah cara untuk mengurangi rasa sakit yang kita rasakan.” Kata RM.
“itu
seperti mantra yang terus menerus aku ulangi kepada diriku sendiri dan yang
(hal) ingin aku katakan kepada orang yang aku sayangi.” Sambungnya.
Bang PD
mengusulkan untuk memasukkan lagu ini sebagai hidden track di album terakhir
BTS pada saat itu (Wings / LY: her) tapi namjoon bilang kalau ia sangat menyukai
lagu ini dan ia ingin menyimpannya untuk nanti, sampai pada akhirnya lagu ini
di rilis untuk mixtape mono. RM terus mendengarkan lagu ini karena ia merasa
terhibur dengan lagu ini saat ia sedang mengalami kesulitan dan berfikir bahwa
“ini pun pasti akan berlalu.” Mungkin kedengarannya terlalu simple, tapi
terkadang sesuatu yang intuitif* dapat membantu dibanding memberikan nasihat
atau cara yang logis kepada teman kalian. Cukup dengan pelukan dan katakan “kau
sudah bekerja keras” itu bisa jadi lebih membantu.
*)
intuitif: (bersifat) intuisi; kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa
dipikirkan atau dipelajari. (bisikan hati; gerakan hati; terjadi secara
natural).
7.
forever rain
Lagu ini
adalah title track untuk seorang ‘RM’. Lagu ini ditulis pada bulan juli 2016,
dengan ambisi RM yang selalu ingin menulis lagu tentang hujan. Karena itu, RM
berfikir (kata) “hujan” hanya bisa (digunakan) satu kali oleh seorang artis. RM
memiliki obsesi yang besar saat membuat lagu ini.
Ia menggunakan kata ‘영원히 (yeongwonhi)’
yang berarti ‘selamanya’ karena RM bilang, “apakah aku bisa membuat lagu yang
menyentuh hati lagi?” RM juga bilang “misalnya setelah aku mati, aku ingin lagu
ini dimainkan di pemakamanku.”
Ia rasa
karena tidak ada lagu lain yang menggambarkan dirinya seperti lagu ini. Ia
memiliki keterikatan emosional dengan lagu ini. Forever rain juga menjadi salah
satu lagu yang namjoon sayangi, lagu yang sedih tapi ia punya keterikatan yang
kuat.
RM
memulai “mono.” Karena ia ingin membuat lagu “yang ingin ia dengarkan dan ingin
ia perdengarkan.” mono. dirilis setelah RM melalui banyak hal, jadi ia rasa ia
bisa melakukan lebih baik lagi sekarang. Sebenarnya ada banyak yang ia sesalkan
di playlist/mixtape pertamanya (RM, 2015), ada banyak hal yang ingin ia lakukan
dengan lebih baik. Jadi ia tidak ingin memiliki penyesalan apapun pada playlist
keduanya dan ia ingin membuat lagu yang akan dikenang oleh orang-orang, maka
keluarlah “mono”. RM ingin lagu nya bisa diingat sama seperti perasaan “cuaca
mengingatkan pada sebuah lagu” misalnya ketika musim gugur, kamu teringat pada
lagu N, lalu pada musim salju teringat pada lagu J. RM berharap lagunya bisa
mengingatkan kalian akan sesuatu, lagu yang selalu kalian dengarkan dalam
keadaan tertentu. Ia ingin membuat lagu dengan pendirian (bisa mengingatkan
pendengarnya akan sesuatu) seperti itu. Dalam hidup RM, ada lagu yang tidak
bisa ia hapus dari “playlist (hidup)” nya yaitu lagu “track 9” dari Lee Sora.
Itulah yang ia harapkan, ia harap lagunya bisa menjadi lagu seperti itu (bisa
mengingatkan seseorang akan sesuatu hal) untuk pendengarnya.